Rabu, 29 Februari 2012

Laskar Timur, Masa Depan GKJBT

LASKAR TIMUR, MASA DEPAN GKJBT
Ketika Tika kecil, orangtua Tika dan seluruh warga jemaat GKJB wilayah Timur berjuang untuk bisa memiliki tempat ibadah sendiri, tak perlu  menyewa lagi. Walaupun di tempat sewaan warga jemaat GKJB wilayah Timr banyak kenangan bagi Tika. Semenjak Tika di kelas besar hingga mengaku percaya (sidi), Tika berdoa bersama seluruh warga jemaat GKJB wilayah Timur agar memiliki tempat ibadah yang bisa di tempati saat di butuhkan selain hari minggu untuk ibadah, untuk PD, untuk PA ataupun rapat. Tidak hanya tempat ibadah yang warga jemaat GKJB wilayah Timur inginkan, mereka pun ingin memiliki pendeta sendiri.  Inilah keinginan seluruh warga jemaat GKJB wilayah Timur yang selalu Tika bawa dalam doanya setiap malam bersama keluarga.
Kini harapan dan doa semua warga GKJB wilayah Timur terkabul. Tempat ibadah, pendeta serta pendewasaan GKJB wilayah Timur bahkan telah di dewasakan menjadi GKJ Bekasi Timur telah Tuhan berikan. Seluruh warga jemaat sangat bersyukur meskipun ruangan – ruangan dalam gedung gereja kurang begitu lengkap, tetapi kami yakin bahwa suatu saat pasti akan lebih lengkap sesuai harapan seluruh warga jemaat GKJBT.
Meskipun belum ada ruangan ibadah untuk kebaktian remaja dan pemuda, itu tidak menghambat para remaja dan pemuda untuk beribadah. Jemaat remaja bisa mengikuti ibadah di selasar (di depan ruangan kebaktian anak) dan pemuda bisa ikut ibadah dewasa.
Suatu hari, mbak Rini sebagai ketua Komisi PemudaTimur (KomPaMur) mengadakan rapat untuk merencanakan Program Kerja Komisi Pemuda yang selalu di awali dengan doa untuk mendapat bimbingan Tuhan,
“ Em temen – temen, saya punya ide. Gimana kalo kita ngadain ibadah versi pemuda dan remaja? Jadi, Tim Musik, Song Leader, Lektor dan Kolektannya adalah jemaat remaja dan pemuda. Gimana menurut temen – temen? “ tanya mbak Rini dalam membuka rapat.
“ Boleh tuh, sekalian biar kita lebih akrab lagi sama jemaat remajanya. “ jawab mas Ade.
“ Ga cuma itu mas, biar bapak – ibunya ga bosen ibadahnya gitu –gitu aja. Ya, biar lebih variasi aja gitu termasuk lagu – lagunya. “ ujar Bayu.
“ Oh iya, boleh juga kata Bayu. Trus ada WL atau MCnya gitu kayak ibadah remaja. “ ujar Sita.
“ Tau deh yang dulu sering jadi MC di ibadah remaja. “ ledek Bayu.
“ Hehehe, yaa elah Yu. Tapi kan itu ide bagus. Iya kan mbak? “ tanya Sita.
“ Oke, jadi deal nih yaa. Sekarang kita tinggal mengkonfirmasikan ke Komisi Remaja yaa. “ ujar mbak Rini sambil tersenyum melihat percakapan antara Bayu dan Sita.
“ Em tapi mbak kira – kira nama ibadahnya apa ya mbak? Kan ga seru gitu kalo ga ada namanya. “ tanya Tika.
“ Iya ya, sampe lupa aku. Apa temen – temen ada ide? “ tanya mbak Rini kepada pengurus Komisi Pemuda yang hadir rapat saat itu.
“ Em apa ya? “ tanya Bayu sambil berpikir.
“ Gimana kalo Ibadah Variatif mbak? Jadi, ibadah di gereja kita keliatan lebih variasi gitu mbak. “ ide Uci.
“ Em boleh – boleh. Oke, deal yaa. Sekarang kita tutup yaa dalam doa. Mari kita bersatu dalam doa. “ ujar mbak Rini memimpin doa.
 Itulah percakapan dan hasil rapat pada hari itu. Dan pada hari minggunya mbak Rini langsung mengkonfirmasikannya ke Soni sebagai ketua Komisi Remaja Timur (KoReMur). Tetapi Soni tidak bisa langsung mengiyakannya, dia harus membicarakannya bersama pengurus Komisi Remaja. Pada sore itu, Soni langsung mengadakan rapat untuk membicarakan apa yang telah mbak Rini katakan. Dan hasilnya Komisi Remaja setuju serta mau bekerjasama untuk mendukung dengan sungguh – sungguh ide Ibadah Variatif tersebut.
Pada hari minggu berikutnya, mbak Rini dan Soni menyampaikan hasil rapat Komisi Remaja dan Pemuda kepada Majelis dan Pendeta. Majelis dan Pendeta pun  setuju, mereka memutuskan Ibadah Variatif akan diadakan 2 bulan sekali, pada minggu ke – 3 pada jam 09.00 (ibadah kedua).
“ Em mbak, minggu ke – 3 kan berarti minggu depan dong mbak. “ ujar Soni.
“ Eh iya ya. Ya udah soal lagu – lagunya mbak yang nentuin dan bahan firmannya kan yang ada di Warta Gereja. Kamu yang ngajak remaja – remajanya jadi Song Leader yaa. “ ujar mbak Rini.
“ Oh oke deh mbak. Trus yang jadi MC, Tim Musik, Lektor dan Kolektannya siapa mbak? “ tanya Soni.
“ Em ya nanti mbak kabarin lagi. Mungkin pengurus – pengurus dari KoReMur dan KomPaMur dulu baru nanti di ibadah variatif selanjutnya jemaat remaja dan pemuda. “ ujar mbak Rini dengan tenang.
“ Oke deh mbak. Aku pulang duluan ya mbak. “ pamit Soni.
“ Iya, ati – ati yaa. “ ujar mbak Rini.
Setelah pulang dari gereja, mbak Rini menyusun lagu – lagu yang di sesuaikan dengan bahan firman yang di muat di Warta Gereja. Kemudian mbak Rini menentukan yang jadi MC, Tim Musik, Lektor dan Kolektan. Yaitu, MC : Sita dan Tian, Tim Musik : Dendi, Bayu, mas Ade dan Puput, Lektor : Tika, Tya dan Tiwi serta Kolektan : Andi, Ria, Mara dan Arya. Sesudah itu mbak Rini menghubungi mereka yang telah  di sepakati dan mereka pun siap.
Di hari rabu  saat latihan ibadah variatif,
“ Ini mbak lagu – lagunya? “ tanya Puput.
“ Iya dek, ada yang mau di tanyain ga? Nada sama kuncinya juga ada kan di situ. “ ulas mbak Rini.
“ Oke deh mbak, kami pelajari dulu. “ ujar Bayu.
“ Song Leadernya di latih sama siapa mbak? “ tanya Puput.
“ Di latih sama Prima. “ jawab mbak Rini.
“ Oh, sama mbak Prima ya mbak. Kapan mereka latihan mbak? “ tanya Puput.
“ Em, katanya sih besok. “ ujar mbak Rini.
Malam itu adalah latihan pertama bagi Tim Musik. Mereka banyak belajar dari mbak Rini dalam memainkan piano, gitar dan bass. Untuk drumnya, maas Ade tinggal menyesuaikan dengan nadanya.
Pada minggu pagi,
“ Gimana temen – temen, udah siap? “ tanya mbak Rini.
“ Siap mbak. “ ujar para pelayan Tuhan dengan kompak.
“ Oke, sekarang kita benahi alat – alat  musiknya ya sama posisi buat Song Leadernya. “ ujar mbak Rini.
“ Sip mbak. “ ujar Sita.
Ibadah Variatif perdana pun di mulai.
***

Setelah Ibadah Variatif perdana selesai,
“ Wah, bener – bener keren banget tadi. “ ujar Mara.
“ Iya loh keren banget. “ ujar Ria.
“ Kamu aja yang cuma duduk dan jadi Kolektan bilang keren. Apalagi aku yang main gitar tadi, aku sendiri ga nyangka banget bisa sebagus ini Ibadah Variatif perdana kita. “ ujar Bayu.
“ Ya itu juga berkat Tuhan de. Hanya Tuhanlah yang memampukan kita. Makanya Ibadah Variatif perdana kita bisa berjalan dengan lancar, biarlah nama Tuhan saja yang di muliakan. “ ujar mbak Rini.
“ Dan itu juga karena kita berdoa dan menyerahkan semuanya dalam tangan Tuhan. Iya kan mbak? “ tanya Tika.
“ Bener banget tuh dek. “ ujar mbak Rini.
Di saat mereka sedang berbincang – bincang memperbincangkan Ibadah Variatif yang telah terlaksana,
“ Hai. “ sapa pak Johan sebagai pendeta GKJBT.
“ Hai juga pak, hehe. “ balas Tika sambil tertawa kecil.
“ Lanjutkan ya Ibadah Variatifnya ya. Bagus kok. Bapak suka. Malah bapak ga kepikiran sama sekali loh kalo mau diadain ibadah versi remaja dan pemuda. “ ujar pak Johan.
“ Wah, bener nih pak boleh di lanjutin? “ tanya Tika.
“ Iya boleh. “ jawab pak Johan sambil tersenyum.
“ Makasih ya pak, udah dukung kami. “ ujar mbak Rini.
“ Sama – sama mbak. Bimbing para remaja  dan pemuda ya mbak. “ ujar pak Johan.
“ Iya pak, pasti. “ ujar mbak Rini, “ Em, nanti sore rapat evaluasi Ibadah Variatif ya bareng pengurus KoReMur. “ lanjut mbak Rini.
“ Sip mbak. “ ujar Tika.
Minggu sore,
“ Oke temen – temen, selamat sore. Makasih ya buat pelayanannya tadi pagi. Dan tadi pak Johan sudah mendukung Ibadah Variatif kita. Jadi kita tinggal mengembangkan ide – ide baru kita untuk Ibadah Variatif selanjutnya. “ ujar mbak Rini.
“ Iya mbak. Kita juga harus terus menggali bakat – bakat yang di miliki jemaat remaja dan pemuda mbak. Siapa tau ada yang punya talenta lain gitu mbak. “ ujar Tika.
“ Iya mbak, siapa tau ada yang bisa main biola, tamborin, gamelan atau alat – alat musik lainnya mbak. “ ujar Sita.
“ Ya, nanti kita cari tau sama – sama ya. Untuk Soni, kamu coba cari tau ya bakat – bakat yang di miliki jemaat remajanya. Dan pengurus KomPaMur cari tau bakat – bakat yang di miliki jemaat pemudanya. “ ujar mbak Rini.
“ Sip mbak. “ ujar Soni.
“ Oke deh mbak. “ ujar Sita.
Pada saat itu, pengurus KoReMur dan KomPaMur terus berusaha menggali dari berbagai informasi – informasi yang ada ternyata banyak jemaat remaja serta pemudanya yang memiliki  talenta – talenta yang berbeda dan unik.
Setelah mengetahui talenta – talenta apa saja yang di miliki jemaat remaja dan pemuda, pengurus KoReMur dan KomPaMur mendata serta menyusun ke dalam berbagai komunitas. Semenjak itu, pengurus KoReMur dan KomPaMur bekerjasama dalam menuangkan ide – ide baru mereka untuk Ibadah Variatif yang sudah menjadi tradisi dalam GKJBT yang diadakan setiap 2 bulan sekali.Tidak hanya itu, mereka jadi sering di libatkan oleh jemaat dewasa dalam melayani di berbagai kegiatan GKJBT, salah satunya pada Bulan Pemuda Remaja. Mereka di percaya dalam mengolah berbagai acara pada Bulan Pemuda Remaja. Sampai akhirnya Bulan Pemuda Remaja pada saat itu telah terlaksana dengan baik sesuai harapan seluruh jemaat GKJBT. Dan semenjak itu juga, jemaat remaja dan pemuda terutama pengurus KoReMur dan KomPaMur di juluki Laskar Timur oleh jemaat dewasa yang menjadi penerus GKJBT.

*Selesai*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar